Stunting (gagal tumbuh) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia, termasuk di Riau. Stunting bukan hanya soal tinggi badan, tetapi juga indikator kegagalan perkembangan otak dan potensi kecerdasan anak di masa depan. Perjuangan melawan stunting terletak pada intervensi dini, dan di sinilah peran Bidan menjadi sangat krusial, terutama selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (sejak konsepsi hingga anak berusia dua tahun).
Akademi Kebidanan Laksamana membekali lulusan D-III Kebidanan dengan keahlian komprehensif untuk menjadi garda terdepan dalam pencegahan stunting di komunitas.
1. Fokus Intervensi Selama Kehamilan
Pencegahan stunting dimulai jauh sebelum bayi lahir. Mahasiswa AKBID Laksamana dilatih untuk:
- Penyuluhan Gizi Ibu Hamil: Secara aktif mengedukasi ibu tentang pentingnya asupan protein hewani, zat besi, asam folat, dan tablet tambah darah (TTD) untuk mencegah Anemia pada ibuโsalah satu pemicu utama BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dan stunting.
- Pemantauan Antenatal Care (ANC) Berkualitas: Memastikan ibu hamil menjalani pemeriksaan rutin, termasuk pengukuran tinggi fundus uteri dan deteksi dini kekurangan energi kronis (KEK).
2. Mendukung Pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI Tepat
Dua tahun pertama adalah periode emas kritis (critical window). Bidan adalah pendukung utama dalam memastikan asupan gizi yang optimal:
- Promosi ASI Eksklusif: Bidan Laksamana dilatih untuk menjadi konselor laktasi yang efektif, membantu ibu mengatasi masalah menyusui dan memastikan bayi mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif selama enam bulan pertama.
- Edukasi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI): Mengajarkan orang tua cara membuat MP-ASI yang bergizi lengkap, mengandung protein hewani yang cukup, dan disajikan dengan tepat (sesuai usia dan tekstur), bukan hanya bubur instan.
3. Bidan sebagai Koordinator Lintas Sektor
Perjuangan melawan stunting membutuhkan kolaborasi multi-pihak. Lulusan AKBID Laksamana juga disiapkan untuk:
- Pendataan dan Pemantauan: Mampu mengidentifikasi ibu hamil berisiko tinggi dan balita dengan indikasi stunting di Posyandu dan Puskesmas.
- Kemitraan Komunitas: Bekerja sama dengan ahli gizi, kader kesehatan, dan pemerintah desa untuk memastikan program intervensi gizi tersampaikan dengan baik kepada keluarga sasaran.
Dengan bekal ilmu klinis dan kompetensi di bidang kesehatan masyarakat, Bidan Laksamana siap menjadi motor penggerak perubahan gizi dan kesehatan, memastikan anak-anak Riau tumbuh optimal dan menjadi generasi yang cerdas.


Leave a Reply