Kesehatan reproduksi seringkali disalahartikan hanya sebagai urusan wanita. Padahal, kesehatan reproduksi adalah tanggung jawab bersama, dan melibatkan pria secara aktif dalam proses perencanaan kehamilan, kontrasepsi, dan kesehatan seksual adalah kunci keberhasilan program kesehatan keluarga.
Akademi Kebidanan Laksamana mengintegrasikan perspektif kemitraan ini dalam kurikulum D-III Kebidanan. Kami mencetak bidan yang mampu memberikan edukasi dan konseling bukan hanya kepada ibu, tetapi juga kepada pasangan (suami) dan remaja putra.
1. Konseling Komprehensif: Pria dalam Perencanaan Keluarga
Bidan modern berperan sebagai konselor bagi pasangan, khususnya dalam isu-isu yang melibatkan peran pria:
- Kontrasepsi Berbagi: Memberikan informasi yang seimbang mengenai berbagai metode kontrasepsi, termasuk pilihan yang melibatkan pria (kondom, vasektomi), dan mendorong pengambilan keputusan bersama antara suami dan istri.
- Kesehatan Pralansia dan Andropause: Bidan juga harus memiliki pengetahuan dasar tentang isu kesehatan seksual dan hormonal pada pria seiring bertambahnya usia, dan tahu cara merujuk ke dokter jika diperlukan.
- Dukungan Selama Kehamilan dan Persalinan: Mengedukasi suami tentang pentingnya dukungan emosional, peran sebagai support person selama persalinan, dan cara membantu istri saat masa nifas, termasuk pencegahan postpartum depression.
2. Edukasi Remaja Putra tentang Kesehatan Seksual
Sebagai ahli kesehatan reproduksi komunitas, lulusan AKBID Laksamana memiliki peran penting dalam mencegah masalah remaja putra:
- Edukasi Seksualitas Komprehensif: Memberikan informasi yang valid dan berbasis moral tentang perkembangan seksual, pubertas, kebersihan organ reproduksi, dan pencegahan risiko penularan infeksi menular seksual (IMS).
- Mencegah Perilaku Berisiko: Menggunakan pendekatan yang komunikatif dan tidak menghakimi untuk membahas tekanan sosial dan bahaya seks pranikah, serta pentingnya menunda pernikahan dini.
3. Keterampilan Komunikasi Lintas Gender
Kunci sukses dalam konseling ini adalah kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan pria, yang mungkin kurang terbiasa membahas isu kesehatan reproduksi. Mahasiswa kami dilatih untuk:
- Membangun Kepercayaan: Menggunakan bahasa yang lugas, profesional, dan menghargai peran pria sebagai kepala keluarga dan mitra kesehatan.
- Kolaborasi di Komunitas: Bekerja sama dengan tokoh masyarakat pria (tokoh agama, RT/RW, bapak-bapak di Posyandu) untuk menyebarkan pesan kesehatan yang lebih luas.
AKBID Laksamana memastikan bahwa lulusan kami adalah agen kesehatan yang inklusif, memahami bahwa keluarga sehat berawal dari kemitraan yang seimbang dan pengetahuan yang komprehensif.


Leave a Reply